“Hei gan bagaimana kuliahnya? Telah 10 semester masih saja belum selesai, inget usia tuh”
“Wah edan ya kamu baru usia 23 tahun saja telah memiliki tempat tinggal sama mobil sendiri. Gue kapan ya?”
“Kamu kapan nikah? Itu tetangga lulus kuliah langsung nikah, kamu sudah hampir usia 30 kok belum sih”
Iya seringkali beberapa kalimat di atas aku jumpai di umur 23 tahun ini. Memang jadi orang yang memiliki umur 20-an kita mengalami saat-saat ‘Quarter Life Crisis’ telah enggak muda tetapi belum patut untuk dipandang tua. Di usia segini lah kita bakal alami bingung atas diri sendiri.
Dikutip dari Bradlley arti Quarter Life Crisis, yaitu periode dalam kehidupan kita yang memiliki banyak ketidakpastian serta pertanyaaan. Tetap terlintas dalam pemikiran kita ketakutan-ketakutan bakal satu pertanyaan ‘mau jadi apa saya besok’. Pada periode ini juga memperbandingkan diri dengan orang lain dapat membuat jatuh atau malah memberikan inspirasi memperbaiki diri.
Tidak gampang memang bila cuma berucap atau menulis dalam satu catatan mimpi-mimpi apa yang perlu diraih. Jatuh bangun setiap harinya merasakan memiliki banyak beban entahlah sebab didera banyak kerjaan, atau angsuran yang menumpuk, dan enggak terpenuhinya pola hidup yang diharapkan.
Toh, meskipun demikian, kita harus harus melalui itu babak ini dengan lega dada. Enggak butuh menyesali apa yang terjadi serta memandang hari depan dengan penuh semangat. Di umur 23-an kita akan rasakan diangkat setinggi-tingginya lalu dihempaskan dengan fakta pahit.
Banyak guncangan yang membuat hati tidak tenang serta tersadar jika fakta tidak selamanya seperti yang diinginkan. Sampai membuat kita ingin menyerah, yang perlu diakui adalah sayang bila itu semua harus selesai tanpa ada usaha. Bertahanlah walau sakitnya sampai ke relung hati, serta optimis pada diri jika babak ini dapat kita lalui. Enggak dengan pertolongan orang lain tetapi semangat dalam diri.
Bisa saja bila kita ingin merintih, tetapi apa enggak jemu serta merasakan kekanakan bila harus dikerjakan setiap harinya. Waktu sekitar lingkungan enggak berteman serta tetap cari sela untuk hentikan langkah. Pikirkan dalam diri kita apa cuma begitu saja usaha kita, apa kata menyerah jadi penghambat kita untuk maju? Cuma ada dua langkah untuk menjawab itu semua berhenti bila ingin atau meluncur sampai hingga.
23 tahun bukan waktu yang singkat tidak juga bisa dipandang waktu yang lama. Masalah bakal terus mendekati sampai membuat hampir kita jatuh serta susah bangun. Lumrah bila pada babak ini kita nobatkan jadi babak paling brengsek di kehidupan. Walau demikian sadarkan dalam diri jika segalanya yang sudah dilewati ini butuh memperoleh animo. Sakit hati memang tidak dapat dibendung, tetapi ada bagian lain yang memperjelas serta berucap ‘Kamu hebat jadi orang, sebab sukses sampai titik ini’.
Jadi, semangatlah untuk semua yang sedang melalui babak ini, memang tidak gampang, tetapi menyerah bukan pilihan. Bila menyendiri jadi obat paling baik jadi lakukan serta pikirkan ada beberapa hal lain yang perlu kita perjuangkan serta bahagiakan. Lega dadalah atas semua kesakitan yang menimpa dan tekankan dalam diri ada obat di muka sana yang setia menanti.